Apa yang dimaksud dengan fikir harian ?. Misalnya, hari ini ada jamah datang ke mahala kita. Bagaimana kita dapat mendapatkan manfaat atau keuntungan dari jamaah ini. Ada dua jenis jamaah. Satu jenis jamaah, di situ terdapat orang-orang lama, dan orang-orang yang kuat. Mereka dapat menjelaskan apa saja yang berkaitan dengan usaha dakwah ini, dengan baik sekali. Mereka dapat menjelaskan amal ini, dan dapat meyakinkan orang lain untuk ikut ambil bagian dalam usaha ini.
Di tempat kita (mahala kita) ada orang-orang atau tokoh, yang kita tidak mampu menjelaskan atau meyakinkan kepada mereka tentang pentingnya amal ini. Orang tersebut mempunyai kedudukan yang tinggi baik dalam masalah agama maupun dunia. Sementara itu, dalam jamaah tersebut ada orang yang mempunyai kapasitas atau kemampuan untuk menjelaskan dan meyakinkan orang-orang berstatus tinggi di mahala kita. Maka, kita gunakan orang dalam jamaah tersebut, untuk mengatasi masalah yang kita hadapi di kampung kita, yang mana kita tidak ada kemampuan untuk menyelesaikannya.
Mungkin juga, ada orang yang pernah keluar di jalan Allah, tetapi karena alasan-alasan tertentu, maka mereka tidak bergabung dengan kita lagi. Bahkan, kalau kita datang, ke tempat tinggalnya, dia tidak mau menemui atau melayani kedatangan kita. Karena sesuatu hal, hubungannya dengan jamaah masjid menjadi tidak baik. Maka, kita dapat gunakan jamaah berpengalaman yang datang ke mahalla kita tersebut, untuk menarik kembali orang-orang yang kabur dari kita, kembali aktif dan bergerak bersama kita, dan rajin kembali ikut ambil bagian dalam usaha ini.
Mungkin, ada juga orang di mahala kita, yang nishob keluar tahunannya 40 hari sudah terlewatkan, tetapi tetap dia tidak keluar di jalan Allah, sedangkan kita tidak ada kemampuan untuk mentasykilnya, maka kita dapat gunakan jamaah berpengalaman tersebut, untuk mengatasi masalah ini. Bagaimana kita dapat mengambil manfaat dari jamaah berpengalaman yang dapat ke tempat kia, masalah ini harus kita musyawarahkan dalam fikir harian dengan jamaah masjid lainnya. Mala dalam musyawarah ini, akan timbul fikir: "baiklah, kita bawa dua tiga orang jamaah tersebut dan kita akan hantar kepada orang-prang yang akan kita tasykil di mahalla kita". Dengan cara semacam inilah, kita akan dapat mengambil mafaat dari jamaah berpengalaman tersebut.
Jenis jamaah yang kedua, adalah jamaah yang lemaj, orangnya masih baru-baru. Dalam jamaah ini, tidak ada yang dapat menyampaikan mudzakarah, tidak ada kemampuan untuk bicara, mereka juga tidak dapat mentasykil, mereka juga tidak dapat mentarghib saudara-saudara kita, kadang-kadang mereka juga tidak dapat melakukan ta'lim yang benar. Apa yang akan kita katakan kepada mereka: "Ok, ini jamaah yang tidak ada gunanya. Jamaah lemah, yang tidak bermanfaat bagi kita". Sehingga, akhirnya kita acuh tak acuh dan tidak mengabaikan jamaah semacam ini yang datang ke tempat kita. Seharusnya kita punya pikiran, bagaimana kita dapat mengambil manfaat dari jamaah yang lemah ini.
Jadi, kita harus duduk bersama mereka. Kita sampaikan bagaimana cara ta'lim yang benar. Pada saat kita mengerjakan usaha harian dan menemui orang-orang di mahala kita, dua orang dari kita mengajak satu orang dari jamaah tersebut. Mereka akan melihat dan belajar bagaimana cara kita berbicara dengan orang-orang di mahala kita. Ketika mereka mellihat, maka mereka akan paham. Keesokan harinya, kita ajak mereka untuk jaulah lagi, dan suruh mereka akan berbicara. "Kemarin kamu sudah lihat kami bicara, sekarang gilirian kamu untuk berbicara". Kemudian mereka melihat bagaimana kita membuat tasykil. Pada hari pertama, kita latih mereka bagaimana cara kerja, dan pada hari kedua kita suruh mereka untuk praktek kerja. Dengan cara seperti ini, mereka belajar kerja dari kita, sehingga pada akhirnya mereka dapat kerja dengan sendirinya. Setelah mereka dapat bekerja sendiri, apa yang mereka lakukan? Merekda sudah belajar dakwah dari kita di mahalla kita. Setelah mereka paham, maka mereka mulai bekerja di mahalanya sendiri. Mereka akan memulai fikir harian di masjid mereka sendiri, juga mereka akan memulai program 2 setengah jam dan mulai mengerjakan amal-amal lainnya di mahalanya sendiri. Dan semua ini, mereka kerjakan setelah belajar dari kita, di mahala kita.
Kita tidak pernah pergi ke mahala mereka, tetapi kerja kita sudah dimulai di mahalla itu. Kita memang tidak ke mahalanya, tetapi melalui jamaah mereka sendiri, maka kerja kita sudah sampai ke tempat itu. Sekarang, sampaikan pada saya, keuntungan atau manfaat jamaah semacam ini kalau datang ke mahala kita, kurang apa tidak? Dengan cara semacam ini, maka kerja kita sudah menyebar di mahala-mahala dimana mereka berdatangan ke tempat kita, tanpa harus kita datang ke tempat mereka. Berarti, keuntungannya cukup besar sekali, karena masjid war jamaat dapat tersebar di mahala-mahala tersebut.
0 Response to "Mudzakarah 5 Amal Maqomi - Musyawarah Harian 3"
Post a Comment