Sekitar 1 jam sebelum masuk sholat jum'at saya sudah bersiap diri. maklumlah kitakan yang empunya tempat. Belum ada jama'ah yang datang. mulailah saya membuka mushaf untuk tilawah. Baru beberapa ayat terbaca ada sesosok datang, saya melirik sesaat. kelihatannya orang baru karena belum pernah bertemu sebelumnya.seorang pemuda bule berjenggot pirang terjurai dengan gamis putih dan sorban membelit kepalanya dan tangannya menenenteng sepucuk AK 47. saya tidak menyapanya dan kembali meneruskan tilawah dan diapun melakukan hal yang sama mengambil sebuah mushaf dan membacanya.
Selesai sholat jum'at tidak semua orang kembali kerumah, beberapa ikhwah mujahidin tetangga tinggal untuk sekedar ngobrol seperti sebelumnya. Dan si mujahidin asingpun juga belum pergi. Malah ia berjalan menuju orang-orang yang sedang berkumpul. Ia ucapkan salam dan menyalami satu perstau yang hadir di situ. Dan syaikh kholid mengajak ngobrol, bertanya ini dan itu. Namun si pemuda cuma diam dan tersenyum. Hingga akhirnya ia membuka suara dan berkata dengan bahasa arab terbata, "maaf, saya tidak bisa berbahasa arab. "
Sayapun beranjak mendekat dan berkata padanya, " can you speak in english?" Dia menjawab, " yes, just little." Maka mengalirlah obrolan. Dan kami semua dibuat takjub dengan cerita pemuda ini. o..iya! nama hijrah pemuda ini adalah Abu Ubaidillah ia tak sebutkan nama aslinya, berikut ini kurang lebih dialog kami.
" Kamu berasal dari mana?"
" Saya berasal dari Prancis."
" Asli perancis, dari daerah mana?"
" Ya, saya asli perancis ayah ibu saya prancis, daerah saya dekat dengan perbatasan Swiss."
" Subhanallah, apakah engkau memang seorang muslim sebelumya?"
" O..Tidak, saya menjadi muslim baru 3 tahun ini."
" Subhanallah...Subhanallah..jadi anda adalah seorang muallaf, bagaimana kamu bisa masuk islam?"
" Saya memeluk islam ketika berada di dalam penjara."
" Dipenjara, Bagaimana engkau bisa masuk penjara?"
" Ya begitulah, kami pemuda prancis kebanyakan hidup berandalan, saya terjerat kasus kriminal."
" Kalau boleh tahu sebelumnya kamu dan keluargamu beragama apa, kristenkah?."
" ( menggeleng) Kami tidak mempunyai agama"
" ( terperanjat) Apakah kalian dulu penganut paham atheisme?"
" Iya kami dulu atheis."
" Orang-orang prancis banyak juga yang atheis?"
" Benar, orang-orang prancis atheis, makanya banyak gereja kosong."
" Bisa diceritakan proses anda memeluk agama Islam!"
" tentu, waktu di penjara saya mengalami kegersangan jiwa. kemudian saya mulai membaca bible. Saya terus membacanya namun bukan ketenangan yang saya dapatkan yang ada malah saya bingung."
" Lho, kenapa kok kamu bingung saat membaca injil?"
" Banyak hal yang tidak masuk akal, dan kontradiktif di dalam injil."
" Terus?"
" Akhirnya saya mengalihkan bacaan dari injil ke alquran. Alhamdulillah, di penjara tersedia Alquran, terjemahan tentunya. Setelah saya baca dan saya pelajari. saya merasakan bahwa inilah yang selama ini saya cari. semakin hari saya saya semakin yakin akan kebenaran agama islam. Hingga akhirnya sayapun memutuskan untuk memeluk agama islam, Alhamdulillah. Dan sayapun belajar Islam kepada ikhwan dari tunisia dan maroko yang berada dalam penjara. saya belajar sholat, wudhu, hadits dan tauhid. Aku semakin giat belajar islam selama dipenjara, hingga aku semakin tahu banyak tentang ajaran islam."
" Terus bagaimana tanggapan keluargamu ketika tahu engkau meneluk agama islam."
" Keluargaku awal-awalnya tidak tahu keislamanku karena aku menyembunyikannya tapi mereka akhirnya tahu ."
" Bagaimana mereka bisa tahu?"
" Ketika aku keluar penjara aku kembali kerumah dengan penampilan baru(tersenyum)."
" Penampilan baru?"
"Iya penampilan baru, aku berjenggot lebat dan memakai sorban(tersenyum)."
Saat melihatku Ibukupun bertanya,
" Apa-apaan kamu ini, apa yang terjadi denganmu?"
" Aku telah memeluk islam, Aku menjadi seorang muslim." Maka gemparlah keluarga ketika mendengar keislamanku. Mereka memandangku dengan penuh kebencian, ibu, adik, kakak kecuali ayah, ia tidak menampakkan rasa benci kepadaku. Mereka mencaci maki (menatap kosong).Tapi ada yang paling berat dari seluruh caci maki itu."
" Apa itu?"
(tertunduk dan berkaca-kaca) Ketika ibu berkata kepadaku, " Mulai sekarang kita putus hubungan, aku bukan ibumu dan engkau bukanlah anakku, keluar dari rumah ini!!"
Akupun terusir dari rumahku sendiri tidak ada satupun yang menghentikan langkahku saat beranjak bahkan saudara saudaraku tersenyum meledek melihat kepergianku."
" Jadi engkau betul-betul keluar dari rumahmu?"
" Iya aku keluar dari rumah, kemudian aku mendapat pekerjaan dan aku juga berdakwah kepada orang-orang."
" Bagaimana engkau bisa sampai ke suriah?"
" Aku mengikuti berita dari internet, Dan timbullah keinginanku untuk berangkat berjihad membela kaum muslimin di Suriah."
" Cuma itu?"
" Selain keinginan berjihad aku memang tidak betah tinggal di negeri kafir Prancis aku ingin hijrah. Kemudian akupun mengumpulkan bekal dan mencari jalan dan Alhamdulillah Allah mudahkan."
" Kalau boleh tahu pekerjamu apa dan gajimu berapa?"
" Aku bekerja di sebuah instalasi perlengkapan kamar mandi dengan gaji sekitar 1500 Usd."
" Wahh banyak juga ternyata."
"(tertawa kecil) Iya sangat cukup untuk bersenang-senang, tapi kehidupan ini bukan hanya sekedar bersenang-senang,kan?"
" Sekarang engkau sudah berada di Suriah, kira-kira apa yang engkau inginkan?"
" (wajahnya memerah) Sungguh aku ingin menghancurkan kafir nushoiriyyah dan membunuhnya, Aku ingin menyaksikan dengan mataku bagaimana mereka menangisi mayat saudara mereka sebagaimana kaum muslimin menangisi keluarganya yang gugur dibunuh kafir syiah!!"
" Apakah engkau akan kembali ke Perancis."
"Kemungkinan tidak, aku akan berjihad disini sampai mendapat kesyahidan."
Demikianlah pertemuanku dengan Abu Ubaidillah al Faransy. Aku menterjemahkan kisahnya pada jamaah, Kami hanya berkata masya Allah..Subhanallah..berulang kali, mendengar dengan penuh kekaguman, dan sebagian dari kami meneteskan air mata rasa-rasanya aku juga.
Ada beberapa kalimat yang aku ingat dari Syaikh Kholid di akhir kisah, beliau berkata kepada abu Ubaidillah," thoradatka ummuk, walakinnal an 'indakal ummul jadidah, Al ummatu islamiyyah takunu ummak, wa ma' tarafuka ikhwatuk. Nahnul an huna ikhwatuk....."
" Ibumu telah mengusirmu, dan sekarang engkau mempunyai ibu baru yaitu ummat islam. Saudara-saudaramu tidak mengakuimu, sekarang kami semua adalah saudaramu."
Semoga Allah senantiasa menjaganya dan meluruskan langkahnya. Dan memberikan taufik kepada kita untuk meneladani kebaikannya.
sumber
Selesai sholat jum'at tidak semua orang kembali kerumah, beberapa ikhwah mujahidin tetangga tinggal untuk sekedar ngobrol seperti sebelumnya. Dan si mujahidin asingpun juga belum pergi. Malah ia berjalan menuju orang-orang yang sedang berkumpul. Ia ucapkan salam dan menyalami satu perstau yang hadir di situ. Dan syaikh kholid mengajak ngobrol, bertanya ini dan itu. Namun si pemuda cuma diam dan tersenyum. Hingga akhirnya ia membuka suara dan berkata dengan bahasa arab terbata, "maaf, saya tidak bisa berbahasa arab. "
Sayapun beranjak mendekat dan berkata padanya, " can you speak in english?" Dia menjawab, " yes, just little." Maka mengalirlah obrolan. Dan kami semua dibuat takjub dengan cerita pemuda ini. o..iya! nama hijrah pemuda ini adalah Abu Ubaidillah ia tak sebutkan nama aslinya, berikut ini kurang lebih dialog kami.
" Kamu berasal dari mana?"
" Saya berasal dari Prancis."
" Asli perancis, dari daerah mana?"
" Ya, saya asli perancis ayah ibu saya prancis, daerah saya dekat dengan perbatasan Swiss."
" Subhanallah, apakah engkau memang seorang muslim sebelumya?"
" O..Tidak, saya menjadi muslim baru 3 tahun ini."
" Subhanallah...Subhanallah..jadi anda adalah seorang muallaf, bagaimana kamu bisa masuk islam?"
" Saya memeluk islam ketika berada di dalam penjara."
" Dipenjara, Bagaimana engkau bisa masuk penjara?"
" Ya begitulah, kami pemuda prancis kebanyakan hidup berandalan, saya terjerat kasus kriminal."
" Kalau boleh tahu sebelumnya kamu dan keluargamu beragama apa, kristenkah?."
" ( menggeleng) Kami tidak mempunyai agama"
" ( terperanjat) Apakah kalian dulu penganut paham atheisme?"
" Iya kami dulu atheis."
" Orang-orang prancis banyak juga yang atheis?"
" Benar, orang-orang prancis atheis, makanya banyak gereja kosong."
" Bisa diceritakan proses anda memeluk agama Islam!"
" tentu, waktu di penjara saya mengalami kegersangan jiwa. kemudian saya mulai membaca bible. Saya terus membacanya namun bukan ketenangan yang saya dapatkan yang ada malah saya bingung."
" Lho, kenapa kok kamu bingung saat membaca injil?"
" Banyak hal yang tidak masuk akal, dan kontradiktif di dalam injil."
" Terus?"
" Akhirnya saya mengalihkan bacaan dari injil ke alquran. Alhamdulillah, di penjara tersedia Alquran, terjemahan tentunya. Setelah saya baca dan saya pelajari. saya merasakan bahwa inilah yang selama ini saya cari. semakin hari saya saya semakin yakin akan kebenaran agama islam. Hingga akhirnya sayapun memutuskan untuk memeluk agama islam, Alhamdulillah. Dan sayapun belajar Islam kepada ikhwan dari tunisia dan maroko yang berada dalam penjara. saya belajar sholat, wudhu, hadits dan tauhid. Aku semakin giat belajar islam selama dipenjara, hingga aku semakin tahu banyak tentang ajaran islam."
" Terus bagaimana tanggapan keluargamu ketika tahu engkau meneluk agama islam."
" Keluargaku awal-awalnya tidak tahu keislamanku karena aku menyembunyikannya tapi mereka akhirnya tahu ."
" Bagaimana mereka bisa tahu?"
" Ketika aku keluar penjara aku kembali kerumah dengan penampilan baru(tersenyum)."
" Penampilan baru?"
"Iya penampilan baru, aku berjenggot lebat dan memakai sorban(tersenyum)."
Saat melihatku Ibukupun bertanya,
" Apa-apaan kamu ini, apa yang terjadi denganmu?"
" Aku telah memeluk islam, Aku menjadi seorang muslim." Maka gemparlah keluarga ketika mendengar keislamanku. Mereka memandangku dengan penuh kebencian, ibu, adik, kakak kecuali ayah, ia tidak menampakkan rasa benci kepadaku. Mereka mencaci maki (menatap kosong).Tapi ada yang paling berat dari seluruh caci maki itu."
" Apa itu?"
(tertunduk dan berkaca-kaca) Ketika ibu berkata kepadaku, " Mulai sekarang kita putus hubungan, aku bukan ibumu dan engkau bukanlah anakku, keluar dari rumah ini!!"
Akupun terusir dari rumahku sendiri tidak ada satupun yang menghentikan langkahku saat beranjak bahkan saudara saudaraku tersenyum meledek melihat kepergianku."
" Jadi engkau betul-betul keluar dari rumahmu?"
" Iya aku keluar dari rumah, kemudian aku mendapat pekerjaan dan aku juga berdakwah kepada orang-orang."
" Bagaimana engkau bisa sampai ke suriah?"
" Aku mengikuti berita dari internet, Dan timbullah keinginanku untuk berangkat berjihad membela kaum muslimin di Suriah."
" Cuma itu?"
" Selain keinginan berjihad aku memang tidak betah tinggal di negeri kafir Prancis aku ingin hijrah. Kemudian akupun mengumpulkan bekal dan mencari jalan dan Alhamdulillah Allah mudahkan."
" Kalau boleh tahu pekerjamu apa dan gajimu berapa?"
" Aku bekerja di sebuah instalasi perlengkapan kamar mandi dengan gaji sekitar 1500 Usd."
" Wahh banyak juga ternyata."
"(tertawa kecil) Iya sangat cukup untuk bersenang-senang, tapi kehidupan ini bukan hanya sekedar bersenang-senang,kan?"
" Sekarang engkau sudah berada di Suriah, kira-kira apa yang engkau inginkan?"
" (wajahnya memerah) Sungguh aku ingin menghancurkan kafir nushoiriyyah dan membunuhnya, Aku ingin menyaksikan dengan mataku bagaimana mereka menangisi mayat saudara mereka sebagaimana kaum muslimin menangisi keluarganya yang gugur dibunuh kafir syiah!!"
" Apakah engkau akan kembali ke Perancis."
"Kemungkinan tidak, aku akan berjihad disini sampai mendapat kesyahidan."
Demikianlah pertemuanku dengan Abu Ubaidillah al Faransy. Aku menterjemahkan kisahnya pada jamaah, Kami hanya berkata masya Allah..Subhanallah..berulang kali, mendengar dengan penuh kekaguman, dan sebagian dari kami meneteskan air mata rasa-rasanya aku juga.
Ada beberapa kalimat yang aku ingat dari Syaikh Kholid di akhir kisah, beliau berkata kepada abu Ubaidillah," thoradatka ummuk, walakinnal an 'indakal ummul jadidah, Al ummatu islamiyyah takunu ummak, wa ma' tarafuka ikhwatuk. Nahnul an huna ikhwatuk....."
" Ibumu telah mengusirmu, dan sekarang engkau mempunyai ibu baru yaitu ummat islam. Saudara-saudaramu tidak mengakuimu, sekarang kami semua adalah saudaramu."
Semoga Allah senantiasa menjaganya dan meluruskan langkahnya. Dan memberikan taufik kepada kita untuk meneladani kebaikannya.
sumber
0 Response to "Kisah Abu Ubaidillah Al Muhajir (Perancis)"
Post a Comment