Tempat ini adalah petilasan Kanjeng Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim atau Maulana Maghribi. Kanjeng Sunan adalah seorang Walisongo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Tempat yang sejuk ini terletak di atas bukit, dekat dengan pantai Parangtritis, tepatnya berada di dusun Pemancingan, deretan perbukitan Parangtritis, Kretek, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Kedatangan saya ke sini adalah untuk merenungkan perjalanan dakwah yang dilakukan oleh Kanjeng Sunan. Beliau adalah anggota Wali Songo yang datang ke Tanah Jawa dengan meninggalkan keluarga dan kampung halamannya untuk mendakwahkan agama dengan harta dan diri. Di buku The History of Java, TS Raffles mencatat bahwa menurut penuturan para penulis lokal, "Maulana Ibrahim, seorang Pandita terkenal berasal dari Arabia, keturunan dari Jenal Abidin, dan sepupu raja Chermen (sebuah negara Sabrang), telah menetap bersama para Mahomedans lainnya di Desa Leran di Jang'gala".
Sesudah pelaksanaan pemerintahan di Demak berjalan baik dan rakyat mulai tenteram, para wali membagi tugas dan wilayah penyebaran agama Islam. Tugas pertama Syekh Maulana Magribi di daerah Blambangan, Jawa Timur, kemudian menuju Tuban. Di Kota tersebut, Syekh Maulana Maghribi ke tempat sahabatnya yang sama-sama dari Pasai, satu saudara dengan Sunan Bejagung dan Syekh Siti Jenar.
Dari kota Tuban, Syekh Maulana Maghribi kemudian melanjutkan pengembaraan syiar agamanya ke Mancingan, Bantul, DI Yogyakarta. Sebelum Kanjeng Sunan datang, di Mancingan ini sudah menetap seorang pendeta Buddha yang kharismatik bernama Kyai Selaening. Mula-mula Syekh Maulana menyamar sebagai murid Kyai Selaening. Dalam kehidupan keseharian, Syekh Maulana kadang-kadang memperlihatkan kelebihannya pada masyarakat setempat. Lama kelamaan Kyai Selaening mendengar kelebihan yang dimiliki Syekh Maulana Maghribi, dan kemudian masuk Islam.
Sesudah dianggap cukup menyampaikan syiar di sana, Syekh Maulana hijrah ke kota lain, dan berpesan agar padepokannya dihidup-hidupkan amalan-amalan maqomi. Namun di padepokan tersebut warga sekitar membuat makam bernisan, dan sering dipakai untuk meminta berkah.
Sesudah dari Mancingan, Syekh Maulana Maghribi kembali melanjutkan dakwahnya ke wilayah Jawa Timur.
Makam Syekh Maulana Mahribi sendiri terdapat dibanyak tempat seperti Cirebon, Jatinon, Klaten, Gresik, serta Yogyakarta ini. Namun jasadnya sendiri dipercaya dikubur di desa Gapurosukolilo, kota Gresik, Jawa Timur.
Jadi makam-makam ini adalah tempat petilasan yang pernah dipakai Syekh Maulana Maghribi selama menyebarkan agama Islam di Nusantara ini.
*dikutip dari berbagai sumber
0 Response to "Sowan ke Petilasan Mevlana Maghribi"
Post a Comment