"Korban untuk Agama atau Agama jadi Korban"

"Korban untuk Agama atau Agama jadi Korban (naudzubillah..)"

Jika agama islam dikorbankan untuk ummatnya, maka celaka segalanya. Tapi jika ummat islam mau dikorbankan untuk agama, itu adalah baik dan itulah sebaik2 kebaikan, sehingga selamatlah semuanya.

Misal, ada sistem hidup kafir, lantas diislamisasi, apa jadinya? Riba ada, riba menjamur pada ummat, sebagian diantara ummat ada yg perlu uang, muncul lembaga2 rentenir, ketika ummat perlu lantas bisa saja muncul fatwa untuk halalkan riba demi maslahat, keluar fatwa yang korbankan agama demi maslahat ummat, rusak agama celaka manusia. Akhirnya ketika telah demikian, agama jadi permainan dan permainan jadi agama.

Apa maksud agama jadi permanian? Yaitu ketika muncul pembenaran2 hal yang membelakangi perintah Allah dan tidak sesuai cara baginda Rasulullah saw. melalui lisan ummat islam itu sendiri. Muncul fatwa2 yang membenarkan hal yang salah demi kepentingan duniawi hingga rusak agama ini. Menikahnya wanita islam dengan yahudi atau nashoro dibenarkan, muncul pernyataan bolehnya wanita tidak berhijab dst..Masha Allah..

Lalu apa maksud permainan jadi agama? Yaitu ketika segala hal yang tidak menjadi bagian agama, bahkan merupakan senda gurau atau remeh temeh semata mendapat label agama. Sebut saja sekarang pacaran islami, joget islami, khalwat islami di facebook antara wanita dan pria, pakaian renang wanita islami, musik2 yang melalaikan yang dinyanyikan penyanyi berjilbab lantas dianggap islami, bioskop islami, demonstrasi islami, kita risau jika tidak ada kepahaman akan dakwah besok akan muncul domino islami, penipuan islami baik kelas teri atau kelas parlemen dengan dalih "politik islami", korupsi islami, zina islami?

Naudzubillah.. Inilah ketika agama dipermainkan dan permainan dijadikan agama.

Sebaliknya, jika ummat ini mau korban atau dikorbankan untuk agama, selamat semuanya. Misalnya, ketika ada panggilan jihad melawan orang2 yang tidak mau berzakat, Abu Bakr r.a sampai menampar Umar r.a yang kata Umar r.a sakitnya tamparan Abu Bakr r.a masih dirasakan hingga 12 tahun menjelang wafatnya. Hal ini karena Umar r.a mengusulkan menunda keberangkatan pasukan pd khalifah Abu Bakr r.a karena Nabi saw. yang baru wafat dan sangat sedikit yang menjaga Madinah dari orang2 kafir yang bisa jadi akan menyerang sewaktu2.

Kondisi saat itu tentara islam tengah pergi menyambut takaza Nabi saw sebelum wafat untuk berperang dengan Rum, sehingga di Madinah hanya tersisa sedikit pasukan dan Umar r.a khawatir. Umar r.a risau pada ummat islam, namun Abu Bakr r.a Allah beri kepahaman untuk jauh lebih risau pada agama Islam karena hanya dengan cara menolong agama islam saja ummat islam akan selamat hingga akhir zaman, Abu Bakr paham jika melawan para penentang zakat, agama akan selamat meski andaipun ahli madinah gugur syahid diserang pasukan kafir, sementara orang2 yang jika pun akan gugur dalam menolong islam tentu jaminannya surga!

Hatta sahabat r.hum ahli2 korban itu mati tercabik-cabik ditebas pedang, dipenggal lehernya, selama ia tolong agama Allah, Allah akan berikan kemaslahatan, hidayah untuk seluruh alam.Faktanya salah satu bukti hasil kerja mereka dengan izin Allah telah sampai agama kepada kita2 ini dari madinah yang jauh disana. Masha Allah.. .

Masha Allah.. Apalagi jika hanya diludah, dicaci maki, kehujanan, kebanjiran pada saat jaulah.. Para sahabat jauh lebih menderita dakwahkan agama ini...

Wallahu'alam bisshowwab.

Semoga Allah pahamkan kita dan niat amalkan serta sampaikan.

Insya Allah semua bersedia untuk keluar di jalan Allah?

*** end ***


kata umar bin khattab

0 Response to ""Korban untuk Agama atau Agama jadi Korban""

Post a Comment