Ceramah Menangis, Saat Meninggal Tersenyum

PAMEKASAN - Aktivitas Jamaah Tabligh sudah bukan hal asing lagi. Kelompok yang biasa melakukan khuruj itu biasanya menempati masjid atau musala. Di tempat ibadah itulah mereka menyampaikan ilmu keagamaan. Di Pamekasan saat ini ada tujuh anggota Jamaah Tabligh asal negeri jiran. Sebelumnya mereka masuk ke Madura berjumlah delapan orang. Namun, satu dari mereka meninggal dunia pada Minggu pagi (14/12).

Minggu sekitar pukul 04.45 warga Kampung Campalok Barat, Desa Lesong, Kecamatan Batumarmar, geger karena ada warga negara asing (WNA) yang meninggal di kampungnya. Pria yang dikenal sebagai anggota Jamaah Tabligh itu meninggal saat memberikan ceramah di Masjid Patemon Desa Lesong. Pria tersebut bernama Abu Yamin bin Mufit.

Abu Yamin meninggal saat memberikan ceramah usai salat Subuh berjamaah. ”Subhanallah, meninggalnya mendadak sekali. Kami semua tidak ada yang mengira. Sebab beliau (Abu Yamin, Red) tampak bersemangat berceramah,” tutur tuan rumah Masjid Patemon KH Muafi bersama para jamaah kemarin (15/12).

Menurut Muafi, Abu Yamin merupakan jamaah kelahiran Johor, 27 Januari 1947. Merujuk pada identitas yang ada, Abu Yamin berasal dari Kampung Parit Maklumi, Pontian, Johor Malaysia.

Abu Yamin datang ke Madura bersama tujuh jamaah lainnya. Dia datang bersilaturahmi ke kediaman KH Muafi dalam rangka dakwah. ”Karena yang bersangkutan meninggal dunia di sini, di kampung ini, di masjid ini, ya kami sepakati untuk dimakamkan di sini juga,” kata Muafi yang merupakan suami dari Ny Nasihah.

Dikatakan, pemakaman Abu Yamin sudah sesuai dengan persetujuan pihak keluarga yang ditinggal di Johor Malaysia. ”Jadi ini sudah sesuai dengan kesepakatan, baik antara saya dengan keluarga, jamaah, maupun para kiai di Pamekasan,” lanjutnya diamini istri, Ny Nasihah,

Sementara itu, salah satu anggota Jamaah Tabligh asal Malaysia, Moh. Faizal bin Assip, mengungkapkan, mereka tiba di Madura pada 3 Desember lalu. Kedatangan pertama langsung menuju Pondok Pesantren (Ponpes) Pal Petok Pegantenan Pimpinan KH. Lutfi.

Keesokkan harinya (4/12), jamaah ini menuju Musala Nasrullah Sumber Trate Pegantenan. Mereka bermalam di sana hingga tanggal 6 Desember.

Sementara pada 7 Desember hingga 8 Desember, jamaah bermalam di Masjid An-Nur Bujur Barat, Batumarmar. ”Nah, dari 9 Desember sampai sekarang, rombongan bermalam dan beraktivitas dakwah di Masjid Patemon,” kata Moh. Faizal ditemani jamaah lainnya.

Menurut Faizal, rekan seperjuangannya itu meninggal sekitar pukul 04.45. Rekan seperjuangannya meninggal di saat memberikan ceramah sekitar 20 menit dengan suara yang menggebu-gebu. Namun, detik-detik terakhir menjelang meninggal, suara Abu Yamin tiba-tiba melemah kemudian menundukkan kepala.

”Sekitar 15 menit melemah. Jamaah kemudian mengangkatnya lalu beliau sudah mengembuskan napas terakhir (meninggal dunia). ”Subhanallah, saat memberikan ceramah beliau menangis, saat meninggal dalam keadaan tersenyum,” kenangnya.

Jenazah pun langsung dimandikan dan disemayamkan di Masjid Patemon. Setelah disalati, Abu Yamin dikebumikan di dekat Masjid Patemon.”Insya Allah beliau mati syahid, sebab seruannya mengajak pada kebajikan dia ulang berkali-kali saat detik-detik meninggalnya,” imbuh Moh. Najib bin Mazman, jamaah lainnya.

sumber: radarmadura.co.id/2014/12/menemui-jamaah-tabligh-asal-malaysia-yang-berdakwah-di-madura

jamaah tabligh yang meninggal di madura

1 Response to "Ceramah Menangis, Saat Meninggal Tersenyum"

  1. Allahu akbar, izin copy karkuzarinya semoga menjadi penyemangat didalam dakwah

    ReplyDelete