Berkorbanan Untuk Agama...?
Bukan mudah Nabi buat usaha agama, Nabi pergi pagi dengan baju yang berwarna putih pulang petang dengan baju yang berwarna merah karena berlumuran darah dengan rambut penuh debu menghadapi bermacam-macam kesusahan dan penderitaan caci maki bahkan ancaman pembunuhan dari pada orang-orang kafir yang ketika itu belum menerima Agama ini. Padahal ketika Nabi SAW belum buat dakwah, seluruh penduduk mekkah memanggilnya dengan al amin (Nabi yang terpercaya) Nabi ash siddiq (Nabi yang bisa dipegang bicaranya) Nabi at tayyib (Nabi yang paling baik). Tetapi ketika Nabi SAW mulai buat usaha dakwah satu persatu gelar itu mereka ganti, Nabi al majenun (Nabi gila) Nabi pendusta Nabi adalah ahli sihir yang nyata dan pendusta besar. (na'udzubillah)
Ketika Nabi SAW diangkat menjadi Nabi, 1 detik pun dipikiran Nabi SAW tidak terpikir lagi untuk buat usaha dunia. Bahkan harta kekayaan Nabi SAW satu demi satu dikorbankan untuk agama.
Nabi SAW diangkat menjadi Nabi diusia 40 tahun. Kita sekarang sudah usia 50, 60, bahkan 70 tahun, tapi masih disibukkan dengan perkara dunia.
Nabi SAW gelisah kalau ada makanan dirumahnya.
Hari ini kita gelisah kalau tidak ada makanan dirumah.
Ada 5 butir kurma dirumah Nabi SAW, malam itu juga diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Nabi SAW gelisah kalau ada uang dirumahnya.
Hari ini kita gelisah kalau tidak ada uang dirumah.
Ada 5 buah keping uang dinar dirumah Nabi SAW, malam itu juga diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Beberapa bulan tidak pernah berasap dirumah Nabi SAW karena tidak ada yang dimasak. Lapar adalah tamu harian Nabi SAW.
Pernah suatu ketika satu shaf shalat berjamaah sahabat r.hum roboh dimesjid karena lapar. Tapi Nabi SAW berkata :
“Wahai para sahabatku seandainya kalian mengetahui fadilahnya maka yang lebih berat dari itu pun kalian akan mau”.
Nabi SAW membuka bajunya dan para sahabat melihat diperut Nabi SAW terikat 3 buah batu untuk
mengganjal perutnya.
Satu shaf shalat berjamaah sahabat telah roboh dimesjid karena lapar.
Hari ini kita karena kekenyangan tidak mau shalat berjamaah ke mesjid.
Selama 3 tahun Nabi, istrinya khadijah dan para sahabat di boikot dan mereka makan daun-daun yang kering untuk mempertahankan hidup.
Ketika itu badan khadijah sudah sangat kurusi hanya tinggal tulang belulang karena tidak makan.
Suatu hari Nabi SAW pulang dari kerja dakwah dan dia dapati khadijah sedang menyusui Fatimah. Bukan air susu lagi yang diminum oleh Fatimah tetapi darah. Nabi SAW mengambil Fatimah dan menaruhnya ditempat tidur dan Nabi SAW pun tertidur dipangkuan khadijah karena lelah buat dakwah. ketika itu dengan belaian kasih sayang membelai kepala Nabi SAW terasa air mata Khadijah menetes di pipi Nabi. Kemudian Nabi SAW berkata,
"Semua orang telah menjauh darimu... seluruh harta kekayaanmu telah habis adakah engkau menyesal wahai Khadijah mempersuamikan aku?".
Khadijah berkata :
“Wahai suamiku , wahai Nabi Allah bukan itu yang aku tangiskan, dahulu aku memiliki kemuliaan, kemuliaan itu aku serahkan kepada Allah dan Rasul-Nya, dahulu aku mempunyai kebangsawanan, kebangsawanan itu aku serahkan pada Allah dan Rasul-Nya, dahulu aku memiliki harta kekayaan dan kuserahkan juga pada Allah dan Rasul-Nya”.
Wahai Rasulullah sekarang aku tidak mempunyai apa-apa lagi, tetapi engkau masih terus memperjuangkan Agama ini, “Wahai Rasulullah sekiranya aku telah mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai dan sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah sungai, lautan engkau tidak mempunyai rakit atau jembatan maka engkau galilah lubang kuburku engkau ambillah tulang belulangku engkau jadikanlah sebagai jembatan untuk menyeberangi sungai itu untuk jumpa manusia ingatkan kepada mereka kebesaran Allah ingatkan kepada mereka yang hak ajak mereka kepada Islam wahai Rasulullah”.
2/3 harta kekayaan kota Mekkah milik Siti Khadijah rha tetapi ketika Khadijah rha waktu menjelang wafatnya tidak ada pakaian tidak ada kafan digunakan untuk menutupi jasad Khadijah rha, Bahkan pakaian Khadijah rha yang digunakan ketika itu hanyalah pakaian yang sudah sangat kumuh dengan 83 tambalan.
Jikalaulah kita mempunyai 2/3 kekayaan kota Jakarta, maka kita akan termasuk orang yang paling kaya di Indonesia. Tetapi Khadijah telah mengorbankan itu semua untuk agama.
Khadijah tidak pernah shalat, puasa, zakat dan haji. Khadijah hanya buat dakwah dan berkorban untuk agama. Tetapi Allah SWT masukkan Khadijah kedalam surga yang tidak ada kesibukan dan bising. Wanita itu identik dengan sibuk dan bising karena merawat anak.
Bagaimana penderitaan Bilal r.a. yang ditindih dengan batu besar di tengah padang pasir ketika matahari sedang terik membakar kulit. Kemudian dicambuk badannya terus-menerus. Yang mencambuknya saja capek. Bagamana pula dengan yang dicambuk.
Bagaimana pedihnya penyiksaan yang dialami Khabab bin al Arat ra tubuhnya diseret di atas timbunan bara api sehingga lemak dan darah yang mengalir dari tubuhnya memadamkan bara api itu.
Bagaimana keluarga Ammar bin Yasir, Ayahnya mati dalam penyiksaan dan ibunya, Sumayyah r.ha wanita pertama dikalangan sahabiyah yang mati syahid. Kemaluannya ditikam hingga ke dadanya oleh Abu Jahal.
Ada seorang sahabiyah telah mendatangi Nabi SAW. Ya Nabi Allah, engkau bawalah anakku ini untuk ikut berperang (anak yang masih merah dalam pangkuan). Nabi SAW bertanya : “Apa yang bisa dilakukan oleh anak sekecil ini. Sahabiyah itu menjawab :
“Andaikan dalam peperangan ada yang ingin membunuhmu, engkau jadikanlah anakku ini sebagai tameng”.
Begitulah penderitaan Nabi, khadijah dan para sahabat memperjuangkan agama sehingga kita bisa merasakan islam hari ini.
“Di antara orang-orang sebelum kamu, ada yang digalikan Sebuah lubang untuknya lalu ia dimasukkan ke dalamnya, kemudian diletakkan sebuah gergaji di atas kepalanya dan ia pun dibelah menjadi dua bagian. Ada pula yang disisir badannya dengan sisir besi hingga kulit dan dagingnya terkelupas, namun semua itu tidak menghalangi mereka dari Dien mereka.”
(Hr. Bukhari)
Agama tersebar hingga hari ini kita kenal Allah bukan dengan mudah, Agama sampai pada kehidupan Agama, Agama sampai pada kampung kita, Agama sampai masuk kedalam rumah-rumah kita, Agama sampai pada ke hati-hati kita.
Bukan di bawa oleh burung, bukan dibawah oleh angin, bukan dibawah oleh air sungai yang mengalir tapi dibawa oleh pengorbanan Nabi dan para Sahabat, dibawa oleh para janda-janda para sahabat, dibawah oleh yatim-yatim para sahabat.
Hari ini kita senang-senang amal Agama diatas penderitaan dan jeritan janda-janda dan yatim-yatim para sahabat rhum
Hari ini kita senang amal-amal Agama diatas penderitaan Khadijah r.ha.
Hari ini kita senang amal-amal Agama diatas penderitaan Nabi SAW.
Kalaulah hari ini kita tidak menghargai pengorbanan mereka apa yang harus kita jawab dihadapan Allah..??
Kalaulah kita jumpa Allah
Apa yang kita jawab dihadapan Nabi, apa...? Yang telah mengorbankan seluruh kehidupannya untuk agama.
Apa yang kita jawab dihadapan Abu Bakar, apa...? Yang telah menghabiskan seluruh harta bendanya untuk Agama.
Apa yang kita jawab dihadapan para sahabat,...?
Yang mengorbankan harta dan dirinya dan syahid di jalan Allah.
Apa yang kita jawab dihadapan para sahabiyah,...?
Yang mengorbankan suami nya syahid di jalan Allah
Apa yang kita jawab dihadapan anak-anak yatim para sahabat,..?
Yang telah menggerakan ayahnya untuk memperjuangkan Islam.
Islam sangat berhajat kepada pengorbanan, semakin banyak kita berkorban maka kecintaan kepada agama akan semakin kuat.
Pengorbanan kita saat ini jika dibandingkan Nab saw, Khadijah dan para sahabat belumlah ada apa-apanya. Tetapi untuk meluangkan waktu 3 hari setiap bulan pun masih terasa berat. Untuk meluangkan waktu 40 setiap tahun pun terasa berat.
Ya Allah, ampuni kami yang masih banyak main-main dalam dakwah.
Apa Yang Sudah Kita Korbankan Untuk agama...?
Astagfirullah ....
Sumber: KD II
Bayan Tengku Zulkarnain cmiiw
Bukan mudah Nabi buat usaha agama, Nabi pergi pagi dengan baju yang berwarna putih pulang petang dengan baju yang berwarna merah karena berlumuran darah dengan rambut penuh debu menghadapi bermacam-macam kesusahan dan penderitaan caci maki bahkan ancaman pembunuhan dari pada orang-orang kafir yang ketika itu belum menerima Agama ini. Padahal ketika Nabi SAW belum buat dakwah, seluruh penduduk mekkah memanggilnya dengan al amin (Nabi yang terpercaya) Nabi ash siddiq (Nabi yang bisa dipegang bicaranya) Nabi at tayyib (Nabi yang paling baik). Tetapi ketika Nabi SAW mulai buat usaha dakwah satu persatu gelar itu mereka ganti, Nabi al majenun (Nabi gila) Nabi pendusta Nabi adalah ahli sihir yang nyata dan pendusta besar. (na'udzubillah)
Ketika Nabi SAW diangkat menjadi Nabi, 1 detik pun dipikiran Nabi SAW tidak terpikir lagi untuk buat usaha dunia. Bahkan harta kekayaan Nabi SAW satu demi satu dikorbankan untuk agama.
Nabi SAW diangkat menjadi Nabi diusia 40 tahun. Kita sekarang sudah usia 50, 60, bahkan 70 tahun, tapi masih disibukkan dengan perkara dunia.
Nabi SAW gelisah kalau ada makanan dirumahnya.
Hari ini kita gelisah kalau tidak ada makanan dirumah.
Ada 5 butir kurma dirumah Nabi SAW, malam itu juga diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Nabi SAW gelisah kalau ada uang dirumahnya.
Hari ini kita gelisah kalau tidak ada uang dirumah.
Ada 5 buah keping uang dinar dirumah Nabi SAW, malam itu juga diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Beberapa bulan tidak pernah berasap dirumah Nabi SAW karena tidak ada yang dimasak. Lapar adalah tamu harian Nabi SAW.
Pernah suatu ketika satu shaf shalat berjamaah sahabat r.hum roboh dimesjid karena lapar. Tapi Nabi SAW berkata :
“Wahai para sahabatku seandainya kalian mengetahui fadilahnya maka yang lebih berat dari itu pun kalian akan mau”.
Nabi SAW membuka bajunya dan para sahabat melihat diperut Nabi SAW terikat 3 buah batu untuk
mengganjal perutnya.
Satu shaf shalat berjamaah sahabat telah roboh dimesjid karena lapar.
Hari ini kita karena kekenyangan tidak mau shalat berjamaah ke mesjid.
Selama 3 tahun Nabi, istrinya khadijah dan para sahabat di boikot dan mereka makan daun-daun yang kering untuk mempertahankan hidup.
Ketika itu badan khadijah sudah sangat kurusi hanya tinggal tulang belulang karena tidak makan.
Suatu hari Nabi SAW pulang dari kerja dakwah dan dia dapati khadijah sedang menyusui Fatimah. Bukan air susu lagi yang diminum oleh Fatimah tetapi darah. Nabi SAW mengambil Fatimah dan menaruhnya ditempat tidur dan Nabi SAW pun tertidur dipangkuan khadijah karena lelah buat dakwah. ketika itu dengan belaian kasih sayang membelai kepala Nabi SAW terasa air mata Khadijah menetes di pipi Nabi. Kemudian Nabi SAW berkata,
"Semua orang telah menjauh darimu... seluruh harta kekayaanmu telah habis adakah engkau menyesal wahai Khadijah mempersuamikan aku?".
Khadijah berkata :
“Wahai suamiku , wahai Nabi Allah bukan itu yang aku tangiskan, dahulu aku memiliki kemuliaan, kemuliaan itu aku serahkan kepada Allah dan Rasul-Nya, dahulu aku mempunyai kebangsawanan, kebangsawanan itu aku serahkan pada Allah dan Rasul-Nya, dahulu aku memiliki harta kekayaan dan kuserahkan juga pada Allah dan Rasul-Nya”.
Wahai Rasulullah sekarang aku tidak mempunyai apa-apa lagi, tetapi engkau masih terus memperjuangkan Agama ini, “Wahai Rasulullah sekiranya aku telah mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai dan sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah sungai, lautan engkau tidak mempunyai rakit atau jembatan maka engkau galilah lubang kuburku engkau ambillah tulang belulangku engkau jadikanlah sebagai jembatan untuk menyeberangi sungai itu untuk jumpa manusia ingatkan kepada mereka kebesaran Allah ingatkan kepada mereka yang hak ajak mereka kepada Islam wahai Rasulullah”.
2/3 harta kekayaan kota Mekkah milik Siti Khadijah rha tetapi ketika Khadijah rha waktu menjelang wafatnya tidak ada pakaian tidak ada kafan digunakan untuk menutupi jasad Khadijah rha, Bahkan pakaian Khadijah rha yang digunakan ketika itu hanyalah pakaian yang sudah sangat kumuh dengan 83 tambalan.
Jikalaulah kita mempunyai 2/3 kekayaan kota Jakarta, maka kita akan termasuk orang yang paling kaya di Indonesia. Tetapi Khadijah telah mengorbankan itu semua untuk agama.
Khadijah tidak pernah shalat, puasa, zakat dan haji. Khadijah hanya buat dakwah dan berkorban untuk agama. Tetapi Allah SWT masukkan Khadijah kedalam surga yang tidak ada kesibukan dan bising. Wanita itu identik dengan sibuk dan bising karena merawat anak.
Bagaimana penderitaan Bilal r.a. yang ditindih dengan batu besar di tengah padang pasir ketika matahari sedang terik membakar kulit. Kemudian dicambuk badannya terus-menerus. Yang mencambuknya saja capek. Bagamana pula dengan yang dicambuk.
Bagaimana pedihnya penyiksaan yang dialami Khabab bin al Arat ra tubuhnya diseret di atas timbunan bara api sehingga lemak dan darah yang mengalir dari tubuhnya memadamkan bara api itu.
Bagaimana keluarga Ammar bin Yasir, Ayahnya mati dalam penyiksaan dan ibunya, Sumayyah r.ha wanita pertama dikalangan sahabiyah yang mati syahid. Kemaluannya ditikam hingga ke dadanya oleh Abu Jahal.
Ada seorang sahabiyah telah mendatangi Nabi SAW. Ya Nabi Allah, engkau bawalah anakku ini untuk ikut berperang (anak yang masih merah dalam pangkuan). Nabi SAW bertanya : “Apa yang bisa dilakukan oleh anak sekecil ini. Sahabiyah itu menjawab :
“Andaikan dalam peperangan ada yang ingin membunuhmu, engkau jadikanlah anakku ini sebagai tameng”.
Begitulah penderitaan Nabi, khadijah dan para sahabat memperjuangkan agama sehingga kita bisa merasakan islam hari ini.
“Di antara orang-orang sebelum kamu, ada yang digalikan Sebuah lubang untuknya lalu ia dimasukkan ke dalamnya, kemudian diletakkan sebuah gergaji di atas kepalanya dan ia pun dibelah menjadi dua bagian. Ada pula yang disisir badannya dengan sisir besi hingga kulit dan dagingnya terkelupas, namun semua itu tidak menghalangi mereka dari Dien mereka.”
(Hr. Bukhari)
Agama tersebar hingga hari ini kita kenal Allah bukan dengan mudah, Agama sampai pada kehidupan Agama, Agama sampai pada kampung kita, Agama sampai masuk kedalam rumah-rumah kita, Agama sampai pada ke hati-hati kita.
Bukan di bawa oleh burung, bukan dibawah oleh angin, bukan dibawah oleh air sungai yang mengalir tapi dibawa oleh pengorbanan Nabi dan para Sahabat, dibawa oleh para janda-janda para sahabat, dibawah oleh yatim-yatim para sahabat.
Hari ini kita senang-senang amal Agama diatas penderitaan dan jeritan janda-janda dan yatim-yatim para sahabat rhum
Hari ini kita senang amal-amal Agama diatas penderitaan Khadijah r.ha.
Hari ini kita senang amal-amal Agama diatas penderitaan Nabi SAW.
Kalaulah hari ini kita tidak menghargai pengorbanan mereka apa yang harus kita jawab dihadapan Allah..??
Kalaulah kita jumpa Allah
Apa yang kita jawab dihadapan Nabi, apa...? Yang telah mengorbankan seluruh kehidupannya untuk agama.
Apa yang kita jawab dihadapan Abu Bakar, apa...? Yang telah menghabiskan seluruh harta bendanya untuk Agama.
Apa yang kita jawab dihadapan para sahabat,...?
Yang mengorbankan harta dan dirinya dan syahid di jalan Allah.
Apa yang kita jawab dihadapan para sahabiyah,...?
Yang mengorbankan suami nya syahid di jalan Allah
Apa yang kita jawab dihadapan anak-anak yatim para sahabat,..?
Yang telah menggerakan ayahnya untuk memperjuangkan Islam.
Islam sangat berhajat kepada pengorbanan, semakin banyak kita berkorban maka kecintaan kepada agama akan semakin kuat.
Pengorbanan kita saat ini jika dibandingkan Nab saw, Khadijah dan para sahabat belumlah ada apa-apanya. Tetapi untuk meluangkan waktu 3 hari setiap bulan pun masih terasa berat. Untuk meluangkan waktu 40 setiap tahun pun terasa berat.
Ya Allah, ampuni kami yang masih banyak main-main dalam dakwah.
Apa Yang Sudah Kita Korbankan Untuk agama...?
Astagfirullah ....
Sumber: KD II
Bayan Tengku Zulkarnain cmiiw
0 Response to "Berkorbanan Untuk Agama...?"
Post a Comment