BAYAN FOREIGN (Urdu) 19/11/2015
MASJID JAMI KEBUN JERUK
*Penterjemah: Maulana Ali Mahfudzi
-- Hikmah Dakwah dan Sepenggal Kisah Syekh Maulana Ilyas Rah --
/!/
Manusia saat ini telah melupakan maksud hidupnya, kata bijak: "Kejarlah duniamu seakan-akan engkau hidup seribu tahun lagi. Tapi carilah akheratmu seolah-olah engkau mati esok!"
Makna kalimat itu sudah jauh melenceng, karena condong perkara dunia secara terus-menerus akhirnya, lupa. Lupa dengan kesehatan, lupa kekayaan, dan lupa kematian. Ketika kembali ke kubur dengan menumpahkan air mata, darah, dan nanah meski seluas lautan tidak lagi memiliki arti, sia-sia.
Tetapi air mata yang keluar satu tetes di dunia, dapat memadamkan lautan api neraka. Jadi segala urusan dunia seolah hidup seribu tahun, bermakna: bisa kita tunda penyelesaiannya. Kalau tidak hari ini, besok. Kalau tidak besok, mungkin minggu depan, bulan depan dst. Sehingga tidak meninggalkan urusan akherat yang lebih utama, yaitu iman!
Untuk maksud iman inilah para Nabi dan Rasul dihantar ke dunia, untuk mengenalkan iman dan mengusahakan iman. Karena, "Sekecil-kecilnya iman, walau sebesar zahrah akan Allah swt balas dengan sorga yang luasnya sepuluh kali lipat dunia." Dan membawa kalimat, "Wahai manusia, katakan Laailahailallah engkau berjaya"
/!/
Sudah hampir seribu tahun tahun umat Islam perlahan-lahan mengalami kemunduran. Masjid-masjid di mana-mana sepi, berubah fungsi. Orang Islam murtad bukan satu dua orang. Ada murtad satu keluarga, ada yang murtad satu kampung, bahkan murtad satu negeri. Penyebabnya hanya satu: Meninggalkan kerja dakwah, kerja Nubuwah!
Sejak lama memang banyak orang menangis melihat kejadian yang memprihatinkan itu. Ini belum Allah swt pandang. Rupanya, bukan sekadar tangisan yang merintih, tetapi merengek-rengek, mengerang. Sehingga Allah swt pilih Syekh Maulana Ilyas rah untuk MENGHIDUPKAN KEMBALI TERTIB KERJA Nabi saw dan Sahabat ra, yaitu kerja Nubuwah.
Beliau bukan saja seorang ulama besar tapi juga seorang yang kaya raya. Mampu membiayai madrasah dan santri-santri. Beliau juga menjumpai para ulama di tanah Hindustan dan Arab untuk mengenalkan usaha Nubuwah ini.
Sehingga hartanya habis tak tersisa. Kecuali perhiasan isterinya, itupun peninggalan keluarga (orangtua isteri). Biasanya tradisi wanita di sana, jika memperoleh perhiasan --apalagi warisan-- pastinya tak akan dijual atau digunakan.
Kemudian Syekh Ilyas rah mengundang kawannya agar memberi targhib isterinya dari balik hijab. Setelah selesai sang isteri berkata, "Wahai suamiku, adakah semua usulmu untuk mewujudkan kerja ini ada yang kutolak? Andai saja engkau katakan padaku tanpa mengundang seorang untuk men-targhib pun, semua perhiasan ini akan kuserahkan padamu..." Maulana pun sangat haru mendengarkannya.
/!/
Begitulah usaha besar, kerja besar yang dilakukan para Nabi dan Sahabat ra. Tidak dapat dicapai dengan duduk berpangku tangan. Kecuali mujahadah! Lalu berserah diri kepada Allah swt. Sampai-sampai Baginda Nabi saw hampir setiap hari mengalami cacian, hinaan, bahkan anak-anak dan orang dewasa meludahi, melemparkan debu, batu, dan kotoran.
Hasilnya, anak-anak pun ikut ambil bagian. Dan berani menawarkan diri untuk maju menghadapi lawan, seperti dua orang anak yang berani menghadapi Abu Lahab yang perkasa. Dan Sahabiah Al Kansa rha dengan sukarela menyerahkan empat puteranya kepada Sayyidina Umar ra untuk maju ke medan laga.
Sekarang silakan Ulama keluar untuk satu tahun. Terus, yang empat bulan....!!!
-----doa kifarat majelis-----
_________________________
#Dakwah_Maksud_Hidup
SUmber: Grup KD II
MASJID JAMI KEBUN JERUK
*Penterjemah: Maulana Ali Mahfudzi
-- Hikmah Dakwah dan Sepenggal Kisah Syekh Maulana Ilyas Rah --
/!/
Manusia saat ini telah melupakan maksud hidupnya, kata bijak: "Kejarlah duniamu seakan-akan engkau hidup seribu tahun lagi. Tapi carilah akheratmu seolah-olah engkau mati esok!"
Makna kalimat itu sudah jauh melenceng, karena condong perkara dunia secara terus-menerus akhirnya, lupa. Lupa dengan kesehatan, lupa kekayaan, dan lupa kematian. Ketika kembali ke kubur dengan menumpahkan air mata, darah, dan nanah meski seluas lautan tidak lagi memiliki arti, sia-sia.
Tetapi air mata yang keluar satu tetes di dunia, dapat memadamkan lautan api neraka. Jadi segala urusan dunia seolah hidup seribu tahun, bermakna: bisa kita tunda penyelesaiannya. Kalau tidak hari ini, besok. Kalau tidak besok, mungkin minggu depan, bulan depan dst. Sehingga tidak meninggalkan urusan akherat yang lebih utama, yaitu iman!
Untuk maksud iman inilah para Nabi dan Rasul dihantar ke dunia, untuk mengenalkan iman dan mengusahakan iman. Karena, "Sekecil-kecilnya iman, walau sebesar zahrah akan Allah swt balas dengan sorga yang luasnya sepuluh kali lipat dunia." Dan membawa kalimat, "Wahai manusia, katakan Laailahailallah engkau berjaya"
/!/
Sudah hampir seribu tahun tahun umat Islam perlahan-lahan mengalami kemunduran. Masjid-masjid di mana-mana sepi, berubah fungsi. Orang Islam murtad bukan satu dua orang. Ada murtad satu keluarga, ada yang murtad satu kampung, bahkan murtad satu negeri. Penyebabnya hanya satu: Meninggalkan kerja dakwah, kerja Nubuwah!
Sejak lama memang banyak orang menangis melihat kejadian yang memprihatinkan itu. Ini belum Allah swt pandang. Rupanya, bukan sekadar tangisan yang merintih, tetapi merengek-rengek, mengerang. Sehingga Allah swt pilih Syekh Maulana Ilyas rah untuk MENGHIDUPKAN KEMBALI TERTIB KERJA Nabi saw dan Sahabat ra, yaitu kerja Nubuwah.
Beliau bukan saja seorang ulama besar tapi juga seorang yang kaya raya. Mampu membiayai madrasah dan santri-santri. Beliau juga menjumpai para ulama di tanah Hindustan dan Arab untuk mengenalkan usaha Nubuwah ini.
Sehingga hartanya habis tak tersisa. Kecuali perhiasan isterinya, itupun peninggalan keluarga (orangtua isteri). Biasanya tradisi wanita di sana, jika memperoleh perhiasan --apalagi warisan-- pastinya tak akan dijual atau digunakan.
Kemudian Syekh Ilyas rah mengundang kawannya agar memberi targhib isterinya dari balik hijab. Setelah selesai sang isteri berkata, "Wahai suamiku, adakah semua usulmu untuk mewujudkan kerja ini ada yang kutolak? Andai saja engkau katakan padaku tanpa mengundang seorang untuk men-targhib pun, semua perhiasan ini akan kuserahkan padamu..." Maulana pun sangat haru mendengarkannya.
/!/
Begitulah usaha besar, kerja besar yang dilakukan para Nabi dan Sahabat ra. Tidak dapat dicapai dengan duduk berpangku tangan. Kecuali mujahadah! Lalu berserah diri kepada Allah swt. Sampai-sampai Baginda Nabi saw hampir setiap hari mengalami cacian, hinaan, bahkan anak-anak dan orang dewasa meludahi, melemparkan debu, batu, dan kotoran.
Hasilnya, anak-anak pun ikut ambil bagian. Dan berani menawarkan diri untuk maju menghadapi lawan, seperti dua orang anak yang berani menghadapi Abu Lahab yang perkasa. Dan Sahabiah Al Kansa rha dengan sukarela menyerahkan empat puteranya kepada Sayyidina Umar ra untuk maju ke medan laga.
Sekarang silakan Ulama keluar untuk satu tahun. Terus, yang empat bulan....!!!
-----doa kifarat majelis-----
_________________________
#Dakwah_Maksud_Hidup
SUmber: Grup KD II
0 Response to "Bayan Foreign Kebon Jeruk"
Post a Comment